Kabar mengejutkan kembali mencuat terkait bocornya data pribadi pengguna Facebook. Jumlahnya tak tanggung-tanggung, yakni 553 juta data pribadi yang berhasil diretas oleh tangan-tangan jahil.

Data pengguna yang bocor tersebut meliputi, nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, bios, dan dalam beberapa kasus ada alamat email.

Menanggapi kejadian tersebut, Kaspersky selaku Perusahaan keamanan siber menegaskan bahwa komunikasi memang menjadi kunci penting dari segi bisnis.

Karena, kata dia, hal itu bisa memandu para pelanggan memperoleh informasi yang cepat dan akurat. “Membantu organisasi mendapat kepercayaan kembali mereka kepada publik secepat mungkin,” ujar Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 April 2021. Sebagaimana dikutip dari Tempo.co (7/4/21).

Trending:  Cara Download Lagu di Android Paling Praktis

Selain itu, penting juga untuk mempertahankan keberlangsungan rencana bisnis dengan memastikan setiap kerentanan telah ditambal dan melakukan pembaruan perangkat lunak untuk mencegah pelanggaran data lebih lanjut.

BACA: Wajib Paham, Ini Makna Berbagai Istilah Spesifikasi Smartphone

Kebocoran Facebook juga mencakup pengguna dari 106 negara, termasuk lebih dari 32 juta di Amerika Serikat, 11 juta di Inggris, dan 6 juta di India. Data tersebut dibocorkan oleh pengguna di forum peretasan secara online. Data tersebut sebagaimana diperoleh dari Business Insider, Senin, 5 April 2021.

Yeo Siang Tiong mengatakan, dengan mendapat akses ke nomor telepon, ID pengguna, nama lengkap, dan bahkan alamat email, para pelaku kejahatan siber memiliki ruang terbaik. Mereka dapat meluncurkan beberapa serangan dunia maya dalam bentuk penipuan phishing, rekayasa sosial, hingga bobol sistem TI organisasi untuk menyebar ransomware.

“Keamanan siber membutuhkan kerja sama dari seluruh pilar. Dan setiap upaya dalam meminimalisir pelanggaran data akan membutuhkan upaya proaktif dari konsumen yang terkena dampaknya,” tutur dia.

BACA: Laris Manis, Trio Samsung Galaxy S21 Terjual 1 Juta Unit Hanya Dalam Waktu 2 Bulan

Dengan demikian para pengguna Facebook haruslah mengubah kata sandi dan juga melihat apa yang terjadi setelah terjadinya kebocoran data tersebut. Langkah pencegahan tersebut haruslah menjadi perhatian demi menghindari eksploitasi data lebih lanjut dari para penjahat cyber.

Dalam hal ini, ketika data pribadi lama muncul kembali secara online, pengguna bisa menghindari konsekuensi jangka panjang dari pencurian identitas.

“Caranya memantau aktivitas keuangan Anda, mengingat ini masih menjadi target utama bagi banyak pelaku kejahatan siber,” kata Yeo Siang Tiong

Kongkritnya, ketika menemukan akses tidak sah ke akun pribadi, segera hubungi penyedia layanan (service provider) dan berikan penjelasan lengkap kepada mereka.

BACA: Kehancuran Nokia, Dua Orang Ini Penyebabnya?

Iklan