Trik Mengamanan terhadap password akun online atau media sosial merupakan hal yang wajib demi menghindari eksploitasi akun dari hacker atau tangan tak bertanggung jawab. Ada banyak aplikasi menyediakan fitur pengelola password untuk mengorganisir password.

Seiring berjalannya waktu, Pengelola password menjelma sebagai salah satu yang dibutuhkan untuk akun online. Sayangnya, kebutuhan tersebut justru berbanding terbalik dengan keamanan yang dijanjikan. Banyak aplikasi pengolah password yang justru dipertanyakan tingkat keamanannya dalam memproteksi kata sandi.

Salah satu browser yang menyediakan pengelola kata sandi bawaan adalah Google Chrome. Anda tak ada salahnya untuk menggunakan aplikasi tersebut secara terpisah agar lebih aman dan banyak fitur.

Seperti diketahui, pengelola kata sandi seperti LastPass, 1Password, dan Bitwarden menghadirkan dukungan simpanan kata sandi dari Chrome.

Agar lebih aman, begini langkah yang harus Anda lakukan untuk mengekspor daftar password yang tersimpan di Chrome, seperti dikutip dari How To Geek via Tekno Liputan6.com, (7/4/21).

Ekspor Password Tersimpan Dari Chrome

Pertama, mari ekspor semua kata sandi Anda yang disimpan dari Chrome. Untuk memulai, buka browser Chrome di komputer. Lalu, klik ikon profil Anda dari bilah alat dan pilih tombol ‘Kata Sandi’.

Atau, Anda dapat mengetik “chrome: // settings / password” ke dalam bilah URL dan tekan tombol Enter atau Return.

Kemudian, buka bagian “Sandi Tersimpan” dan klik tombol menu tiga titik dari sisi kanan.

Lalu, pilih opsi “Ekspor Kata Sandi”.

Dari pop-up, klik tombol “Ekspor Kata Sandi”.

Komputer mungkin meminta untuk mengautentikasi identitas Anda menggunakan kata sandi yang terkait dengan akun pengguna Windows 10 atau Mac. Cukup masukkan kata sandi dan klik tombol “OK”.

Pilih tujuan untuk file CSV dan klik tombol “Simpan”.

Setelah file diunduh, Anda akan menemukannya di sistem file komputer (Windows Explorer atau Finder). Sekarang Anda dapat dengan mudah mengimpor file CSV ke pengelola kata sandi terpisah sebelumnya.

Trending:  Cara Menginstal Aplikasi Photoshop di Android Terbaru

Perlu diperhatikan, file CSV yang diunduh dari Chrome akan berisi semua nama pengguna dan sandi Anda dalam format teks biasa yang tidak dienkripsi. Pastikan Anda menyelesaikan proses ekspor ini di komputer tepercaya.

Berikutnya, setelah mengekspor sandi yang disimpan, sekarang saatnya untuk menghapusnya dari Chrome.

Sebenarnya terdapat metode sekali klik untuk menghapus semua sandi yang disimpan di Chrome dan disinkronkan di semua perangkat menggunakan akun Google Anda.

BACA: Wajib Paham, Ini Makna Berbagai Istilah Spesifikasi Smartphone

Untuk melakukan langkah ini, klik tombol menu tiga titik dari toolbar Chrome dan pilih opsi “Pengaturan”.

Dari bagian “Privasi dan Keamanan”, pilih opsi “Hapus Data Penjelajahan”.

Pergi ke tab “Advanced”, dan dari drop-down “Time Range”, pilih opsi “All Time”.

Gulir ke bawah dan centang opsi “Kata Sandi dan Data Masuk Lainnya”. Klik tombol “Hapus Data”.

Dengan langkah tersebut, semua kata sandi yang disimpan secara lokal di Chrome dan di akun Google akan dihapus.

Sementara itu, terdapat beberapa cara lain untuk menjaga keamanan password. Dikutip dari detikInet (7/4/21), terdapat beberapa langkah bentuk meminimalisir kemungkinan bocornya password ke tangan tidak bertanggung jawab yang sengaja membobol perangkat ataupun akun digital yang kita miliki. Pasalnya, password merupakan kunci utama untuk mengelola ataupun merusak sebuah akun. Karenanya kita harus memperhatikan password secara serius untuk menghindari kemungkinan di eksploitasi orang tak bertanggung jawab.

BACA: 533 Juta Data Pengguna Facebook Bocor, Ini Saran Kaspersky Biar Aman

Berikut tujuh langkah untuk menjaga keamanan password agar tidak mudah dibobol orang lain:

1 – Tidak Menggunakan Default Password

Default password adalah password yang kita dapat pertama kali. Password standar ini sebaiknya memang harus cepat diganti lantaran sangat rentan. Pasalnya, default password dapat dicari dengan mudah di google search, bahkan di situ tercantum nama mesin, type dan default password terpampang dengan megah di beberapa situs vendor pembuatnya.

Terkadang administrator takut lupa dengan mengubah-ubah default password yang ada, sehingga seorang penyusup dapat mengambil alih sistem dengan default password.

2 – Tidak Memakai Password Hint

Terkadang kita takut lupa dengan password yang sudah kita entry ke dalam sistem/account, sehingga kita perlu membuat sebuah pengingat bila kita lupa dengan password tersebut. Nah pengingat ini disebut password Hint, bila kita membuat pertanyaan dengan password hint ini maka dengan cepat kita dapat mengingat kembali password yang lupa tersebut.

Begitu juga dengan para hacker, mereka akan mencoba-coba dengan menebak password kita dengan berbagai pertanyaan di password hint, lama kelamaan password tersebut akan tertebak, bila pertanyaan yang tertera di password hint dapat dijawab oleh si penebak password.

BACA: Cara Aktifkan dan Matikan Layar HP Vivo Terbaru

3 – Sering Mengubah Password

Pemilik password sebaiknya secara berkala mengubah password untuk autentikasi tersebut, semakin sering password berubah semakin baik, karena semakin sulit si penebak password menjebol account/system kita. Perubahan terhadap password tergantung si pemilik, bisa seminggu, sebulan, tiga bulan sekali dan lainnya. Asal si pemilik tidak lupa dengan password yang sudah diubah tadi.

4 – Tidak Memakai Password Sama pada Beberapa Account

Pemilik password kadang sering lupa dan sering membuat account yang cukup banyak, sehingga mereka setiap membuat account baru menggunakan user id yang sama dan password yang sama, ini sangat rentan dan bahaya. Karena satu account tembus password ini, maka semua account akan dapat diambil oleh hacker tersebut.

BACA: Cara Menggunakan Dua Akun WhatsApp Aktif dalam Satu HP Android

5 – Menggunakan Manajemen Password

Untuk membantu mengingatkan kembali berbagai password dan berbagai account, seringkali kita sangat kesulitan, tapi tidak perlu khawatir karena sudah banyak saat ini aplikasi untuk membantu menata password kita. Aplikasi ini dapat didownload secara gratis dari internet maupun berbayar, sehingga berapapun account kita dan berapapun password kita dapat dengan mudah untuk diingat dan dibuka kembali, tentu saja untuk membukanya dengan metode enkripsi juga.

BACA: Luar Biasa, Sepanjang 2020 Pengguna Website di Indonesia Naik 61,6%

6 – Tidak Menuliskan Password

Pemilik password sering kali takut lupa dengan password yang telah dimasukkan, sehingga pemilik password akan menuliskan berbagai user id dan passwordnya ke dalam media lain seperti notebook, notepad, stickies (mac), password folder, buku, handphone dan lainnya.

Hal ini juga cukup rentan bocor. Mengapa rentan? Karena bila berbagai peralatan tersebut hilang, maka semua informasi tentang user id dan password tersebut cepat atau lambat akan diketahui oleh si pencuri peralatan/gadget yang hilang.

BACA: Siap-siap ya! Google Segera Launching Android 12

7 – Menggunakan Password yang Kuat

Pemilik password seringkali menggunakan password yang pendek saja, kalau saja bisa lebih pendek dari 3 character maka user tersebut akan memberikan password yang pendek. Untung saja saat ini sistem memberikan panjang password minimal 6 karakter dan maksimal 254 karakter. Semakin panjang sebuah password maka akan semakin kuat keamanan password tersebut.

Penggunaan password yang kuat bisa juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara karakter dan angka ataupun simbol tertentu yang jarang digunakan orang lain dan tidak berkaitan dengan identitas kita. Demikian juga dengan penambahan enkripsi seperti PGP key akan lebih memproteksi keamanan password yang kita miliki.

Yups, demikian beberapa tips bentuk meminimalisir kemungkinan kata sandi akun digital yang kita miliki dibobol orang tak bertanggung jawab.

BACA: Hati-hati, Foto Selfie Bisa Dimanfaatkan Hacker Curi Data Pribadi

Selamat mencoba dan semoga berhasil.

Iklan